Tol Bocimi Longsor, Proses Kontruksi pembangunan Dipertanyakan

Kondisi Jalan Tol Bocimi di KM 64-600 tepatnya di Tol Parungkuda arah Sukabumi, Kecamatan Ciambar, Kabupaten Sukabumi, Jabar yang longsor dan membentuk lubang besar pada Rabu (3/4/2024). ANTARA/Istimewa

Beropini.id - Jalan Tol Bocimi yang mengarah ke pintu keluar Gerbang Tol (GT) Parungkuda, Kabupaten Sukabumi, mengalami longsor dalam kurun waktu kurang dari satu tahun setelah diresmikan oleh Presiden Joko Widodo pada tanggal 4 Agustus 2023.

Kejadian tersebut menimbulkan pertanyaan dari warganet mengenai penyebab longsornya jalan tol tersebut, seperti yang disampaikan oleh akun @k4m4lk3r3n: "Tol Bocimi exit parungkuda ini masih tergolong baru, belum mencapai dua tahun sejak dibuka. Jika terjadi longsor tanpa adanya bencana alam, berarti terdapat kesalahan dalam perencanaan dan pelaksanaan konstruksi di lapangan."

Dokumen yang dilihat dari Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat pada hari Kamis mengungkapkan dugaan kesalahan pada sistem drainase permukaan jalan selama tahap perencanaan konstruksi. Dugaan tersebut dapat diidentifikasi melalui empat aspek.

Pertama, jika kemiringan melintang perkerasan jalan tidak memenuhi persyaratan yang telah ditetapkan untuk drainase permukaan jalan, maka dapat terlihat dari kerusakan pada permukaan perkerasan jalan yang retak-retak. Retakan tersebut menyebabkan permukaan jalan menjadi tidak stabil akibat air yang meresap ke dalam, menyebabkan tanah dasar atau badan jalan tidak mampu menopang beban lalu lintas.

Kedua, jika selokan samping tidak lagi berfungsi sebagaimana mestinya untuk menampung dan mengalirkan air dari permukaan jalan serta daerah sekitarnya, dapat teridentifikasi dari kerusakan pada selokan samping. Kerusakan tersebut dapat disebabkan oleh berbagai faktor seperti longsoran dinding selokan, tumbuhan yang menyumbat saluran, pemilihan material yang tidak sesuai, atau dimensi saluran yang tidak memadai.

Bermacam-macam faktor dapat menyebabkan kegagalan fungsi gorong-gorong, seperti kesalahan desain, penempatan, dan pelaksanaan konstruksi. Kesalahan tersebut meliputi penempatan kedalaman yang tidak tepat, penggunaan bahan yang tidak sesuai, dimensi yang tidak tepat, serta penempatan lokasi yang tidak memperhatikan aliran alamiah dan kondisi lapangan.

Kesalahan dalam penempatan dan desain gorong-gorong dapat terdeteksi dari genangan air atau banjir di sekitar jalan yang menyebabkan kerusakan pada konstruksi jalan.

Terakhir, setelah kemiringan melintang, selokan samping, dan gorong-gorong, adalah drainase saluran penangkap yang tidak berfungsi. Kegagalan tersebut dapat disebabkan oleh erosi tebing di atas saluran, yang mengakibatkan penyumbatan saluran tersebut dan meluapnya air ke selokan samping.

Seksi 1 Ciawi-Cigombong telah beroperasi sejak Desember 2018, sementara Seksi 2 Cigombong-Cibadak diresmikan oleh Presiden Joko Widodo pada Agustus 2023. Jalan tol tersebut merupakan salah satu rute yang dipersiapkan untuk arus mudik Lebaran, selain jalan tol lainnya di Pulau Jawa.


(br/jbr)

Lebih baru Lebih lama