Tangkapan layar youtube KANG DEDI MULYADI CHANNEL/idejabar |
Beropini.id - Kang Dedi Mulyadi tak tahan mendengar langsung bahwa ada pekerja yang dipalak dan dibacok, KDM marah, dan murka minta pekerja tersebut segera melaporkan aksi premanise yang terjadi terhadap dua pekerja yang sedang membangun Jembatan Cihambulu menghubungkan Kabupaten Purwakarta dan Kabupaten Subang.
Pelaku pemalak dan pembacok pekerja tersebut diduga adalah preman setempat yang konon katanya seorang residivis. KDM pun tak segan-segan untuk memprosesnya aksi premanisme ini agar dikemudian hari tidak terjadi lagi.
Seperti diketahui jembatan yang sudah rusak selama enam tahun yang menambungkan perbatasan Kabupaten Subang - Purwakarta yang terletak di Desa Cijunti, Kecamatan Campaka, Kabupaten Purwakarta itu kini diperbaiki oleh KDM menggunakan dana pribadi dengan nilai sekitar Rp 1 miliar. Diharapkan pekerjaan selesai saat lebaran pertengahan April 2024 mendatang.
Dua hari terakhir pekerjaan tersendat karena diganggu preman. Dari informasi preman tersebut merupakan warga sekitar sekaligus residivis yang baru saja keluar dari lapas.
Mendapat laporan tersebut KDM pun langsung ke lokasi. Kejadian itu pun dibenarkan oleh para pekerja. Hingga kini sudah ada dua korban penganiayaan oleh preman tersebut.
“Awalnya dia minta uang, terus tiba-tiba memukul,” ujar salah seorang mandor.
Lain halnya dengan operator alat berat. Bukan dipukul, tapi ia justru dibacok di bagian tangan kanannya oleh pelaku yang saat itu menggunakan masker.
“Saya mau naik, jalankan beko tiba-tiba pelaku mau mengancam membunuh. Kemudian golok dibacok ke tangan kanan saya,” ucapnya.
KDM pun murka mendengar kesaksian itu. Betapa tidak, proyek yang dibiayai oleh dana pribadi untuk kepentingan umum masih juga diganggu oleh aksi premanisme.
“Kita sudah punya niat baik membantu warga menyelesaikan problemnya, termasuk berkorban membangun jembatan menghubungkan dua kabupaten tapi masih ada manusia yang tidak punya otak,” ucap KDM dengan nada tinggi.
“Gak bisa, laporkan ke polisi proses. Gak ada damai, nanti jadi kebiasaan premanisme ke perdamaian,” tegas pria yang identik dengan iket putih itu.
Ia tak ingin aksi premanisme apalagi sudah sampai pada kekerasan terus dibiarkan. Sebab hal tersebut akan menjadi kebiasaan yang bisa menghambat investasi masuk ke pedesaan.
“Nanti kebiasaan kalau ada investasi masuk diancam, nanti siapa yang mau investasi di sini. Ke pekerjaan Dedi Mulyadi saja berani, apalagi ke orang lain,” ujarnya.
Ia meminta pekerja yang menjadi korban segera membuat laporan resmi ke polisi. Sebab jika tidak mereka bekerja tidak tenang sebab menurut informasi kini para pelaku sudah melarikan diri.
“Saya minta ini dijaga bersama, kemudian pelakunya dicari. Kalau tidak ada jaminan keamanan lebih baik ini berhenti. Sekarang proses laporan ke polisi diantar Pak Kades. Premanisme tidak ada perdamaian,” pungkas KDM dengan nada kesal.
(br/pwk)