Krisis di Balik Perajin Keramik Plered Purwakarta: Merangkai Kembali Benang Regenerasi

Foto perajin keramik plered / liputan6 

Beropini.id - Sentra Keramik Plered, yang dulu dipenuhi semangat kreativitas para perajin gerabah keramik, kini tengah mengalami masa-masa sulit. Seiring dengan berjalannya waktu, jumlah perajin keramik semakin menurun, dan kekhawatiran pun menghantui para pelaku industri ini. Dulu, pada tahun 2020, jumlah perajin mencapai angka 842 orang, namun saat ini, hanya tersisa 511 perajin yang aktif. Yang lebih mengkhawatirkan, mayoritas dari mereka adalah perajin lanjut usia.

Mumun Maemunah, kepala UPTS Sentra Keramik Plered, mengungkapkan bahwa penurunan jumlah perajin keramik ini dipicu oleh banyaknya di antara mereka yang beralih profesi. Penghasilan dari bidang keramik dinilai tak seimbang dengan kebutuhan hidup mereka, sehingga mereka terpaksa mencari peluang di sektor lain. Hal ini berdampak pada potensi punahnya generasi perajin keramik, mengingat rendahnya regenerasi dalam industri ini.

Terkait dengan upah atau bayaran para perajin, Mumun menjelaskan bahwa besarnya upah bergantung pada jenis dan jumlah produk yang berhasil dibuat oleh perajin. Tiga jenis keramik utama yang diproduksi di sentra ini adalah keramik tradisional, fungsi, dan hias. Setiap jenis keramik memiliki besaran upah yang berbeda.

Untuk keramik jenis tradisional seperti kendi, cobek, dan lainnya, perajin dibayar dengan upah mulai dari 500 hingga 1.500 rupiah. Sedangkan untuk keramik fungsi seperti pot bunga dan wadah lainnya, mereka dibayar dengan upah berkisar antara Rp. 1.000 hingga Rp. 3.000. Adapun pembuatan keramik hias, yang lebih rumit dan artistik, dihargai dengan bayaran lebih tinggi, yaitu sekitar 3.000 hingga 15.000 rupiah per unit.

Situasi yang memprihatinkan ini menjadi fokus perhatian dari Sentra UPTD Litbang Keramik Plered. Mereka terus berkoordinasi dengan dinas terkait untuk mencari solusi dan upaya yang dapat mendorong regenerasi para perajin keramik. Kemungkinan program pelatihan, pendampingan, dan fasilitasi sarana produksi diharapkan dapat memberikan harapan baru bagi industri ini.

Melihat dari sisi lain, industri keramik Plered juga berpotensi untuk terus berkembang jika didukung dengan baik. Pengrajin keramik di daerah ini memiliki keahlian dan pengetahuan tradisional yang unik, yang dapat dijadikan nilai tambah untuk produk-produk kerajinan yang berkualitas tinggi dan bernilai seni tinggi. Promosi produk keramik Plered secara online maupun offline juga dapat membuka pasar yang lebih luas, baik di dalam maupun di luar negeri.

Tentu saja, tantangan besar tetap ada di depan mata. Perlu adanya sinergi antara pemerintah, masyarakat, dan pelaku industri untuk menjaga dan mengembangkan warisan budaya yang berharga ini. Dengan kebersamaan dan semangat pantang menyerah, semoga industri keramik Plered dapat kembali bersemi dan memancarkan pesona uniknya, serta tetap memberikan mata pencaharian yang layak bagi para perajinnya.

(br/pwk)

Lebih baru Lebih lama