 |
| Kondisi banjir merendam pemukiman di beberapa titik di Pangandaran/tribun |
Beropini.id - Kabupaten Pangandaran diterjang oleh banjir yang merendam ratusan rumah di tiga desa. Hujan deras sejak Kamis pagi telah membuat sejumlah sungai meluap, membanjiri pemukiman warga yang ada di sekitarnya.
Tiga desa yang terkena dampak banjir adalah Desa Bojong di Kecamatan Parigi, serta Desa Cikalong dan Desa Cikembulan di Kecamatan Sidamulih. "Titik tertinggi debit air 1,2 meter sepinggang orang dewasa," kata Ketua Taruna Siaga Bencana (Tagana) Kabupaten Pangandaran Nana Suryana, seperti dilansir dari detikJabar, Jumat (7/7/2023).
Menurutnya, banjir ini disebabkan oleh curah hujan yang tinggi, yang membuat beberapa sungai meluap. Salah satu titik terparah terjadi di aliran sungai Citonjong. Nana menjelaskan bahwa air mulai memasuki pemukiman warga di Desa Bojong pada Kamis (6/7) sekitar pukul 23.00 WIB, dan kemudian surut sekitar pukul 04.00 WIB.
"Karena Sungai Citonjong itu merupakan sungai jalur wisata Citumang, Desa Bojong, Kecamatan Parigi yang mengalir di sepanjang desa tersebut," ucapnya.
Nana telah menginstruksikan personel Tagana dan relawan dari Kampung Siaga Bencana Pangandaran untuk berjaga-jaga di berbagai titik lokasi banjir. Mereka akan membantu warga dalam proses evakuasi barang-barang dan menjaga situasi darurat, mengingat pengalaman banjir parah sebelumnya yang memerlukan upaya evakuasi di lokasi yang sama.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Pangandaran, Untung Saeful Rachman, menyatakan bahwa banjir telah mulai surut di beberapa titik. "Misalnya di Perum Estetika dan Perum Mutiara, Cikembulan, Sidamulih, Pangandaran, air mulai surut sejak pukul 04.00 WIB pagi tadi karena saluran air yang ke sungai di perumahan tersebut sangat kecil," jelasnya.
Ia menambahkan bahwa pada pukul 06.35 WIB pagi, ketinggian air sudah mencapai 30 sentimeter. "Sebelumnya, pada pukul 04.00 WIB pagi, ketinggian air di perumahan tersebut mencapai 1,2 meter. Saat ini, meskipun hujan masih turun di Pangandaran, namun intensitasnya mulai berkurang," ungkap Untung.
(br/detik)