Pemprov Jabar Siapkan Program Modifikasi Cuaca untuk Hadapi El Nino

Foto ilustrasi hujan buatan/freepik

Beropini.id - Berita baik datang dari sejumlah bendungan besar di Jawa Barat, di mana ketersediaan air hingga saat ini masih berada dalam kondisi normal. Dalam hal ini, kekeringan akibat fenomena El Nino belum memberikan dampak yang signifikan.

Menurut Kepala Dinas Sumber Daya Air Jabar, Dikky Ahmad Sidik, air di beberapa bendungan dan waduk di wilayah tersebut masih sangat mencukupi untuk memenuhi kebutuhan pertanian dan kebutuhan air minum.

"Ketersediaan air pada bendungan yang terintegrasi dengan Sungai Citarum posisinya masih di atas normal alias aman," ujar Dikky, Kamis (15/6/2023).

Dikky menjelaskan bahwa bendungan Jatiluhur yang memiliki luas wilayah seluas 230 ribu hektar masih dapat mengoperasikan pergiliran air dengan normal untuk kepentingan irigasi sawah. Oleh karena itu, belum ada langkah-langkah khusus atau pembatasan yang diberlakukan akibat kekeringan.

Dalam mengantisipasi dampak El Nino, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) sebenarnya telah merencanakan program modifikasi cuaca atau hujan buatan sejak bulan Mei, namun hingga saat ini program tersebut belum dilaksanakan.

"Sudah ada rencana modifikasi cuaca sejak Mei, namun melihat kondisi normal dan masih ada hujan, saat ini belum dilakukan," kata Dikky. 

Sementara itu, Waduk Jatigede masih dapat memenuhi kebutuhan air bagi wilayah sekitarnya seperti Sumedang, Cirebon, dan bahkan Indramayu yang terhubung dengan Sungai Cimanuk.

Dikky juga menyebutkan bahwa bendungan-bendungan yang baru saja dibangun juga siap untuk memberikan pasokan air bagi lahan pertanian di Jawa Barat, seperti Bendungan Kuningan, Sadawarna, dan Cipanas.

"Ada yang masih dalam proses penggenangan, kecuali Bendungan Kuningan sudah beroperasi untuk memasok wilayah Kabupaten Kuningan dan Brebes, Jawa Tengah," katanya. 

Dikky menegaskan bahwa saat ini ketersediaan air masih sangat aman, namun tetap diingatkan agar tidak melakukan perubahan jadwal tanam secara mendadak atau di luar jadwal tanam yang telah disepakati.

"Jangan sampai Agustus masih memaksa tanam padi bukan palawija, jadi harus sesuai dengan jadwal tanam agar pengairan bisa normal terus," katanya.

(br/republika)

Lebih baru Lebih lama