Lepas Jemaah Haji, Bupati Garut Berikan Bantuan Transportasi Bus dan Konsumsi

Bupati Garut, Rudy Gunawan. (Dok: Pemprov Jabar)

Beropini.id - Bupati Garut, Rudy Gunawan, secara resmi melepas 1.938 jamaah haji dari Kabupaten Garut di Gedung Graha Patriot, Kabupaten Garut, pada Kamis (18/5/2023). Proses pemberangkatan dan kedatangan akan dilakukan di Gedung Pendopo Garut.

Bupati Garut mengungkapkan rasa syukur dan mengapresiasi Kementerian Agama (Kemenag) Kabupaten Garut yang telah berusaha meningkatkan kuota jamaah haji Kabupaten Garut sesuai dengan kuota yang diberikan oleh pemerintah pusat. Jumlah jamaah haji yang berangkat tahun ini meningkat 10% dibandingkan tahun sebelumnya.

Meskipun biaya penyelenggaraannya mengalami perubahan, semua jamaah dari Garut dapat diberangkatkan.

"Sekarang ini hampir Rp25 juta, tapi alhamdulilah di Garut semuanya sudah dalam keadaan membayar semua dan siap berangkat," ucapnya.

Bupati Rudy menyebutkan bahwa Pemerintah Kabupaten Garut telah menyediakan dana sebesar Rp800 juta untuk bantuan transportasi bus dan konsumsi jamaah haji saat menuju tanah suci.

Kepala Kantor Kemenag Garut, Cece Hidayat, menjelaskan bahwa kegiatan ini adalah acara seremonial pelepasan jamaah haji yang diselenggarakan oleh pemerintah daerah dan Kantor Kemenag Garut. Selain acara ini, pelepasan jamaah haji per kloter juga akan dilakukan di Komplek Pendopo Garut.

"Ya, mudah-mudahan (dilepas oleh Menteri Agama), karena ini kloter pertama di Jawa Barat. Garut kloter pertama di Jawa Barat dan mudah-mudahan saja bisa (menjadi) kloter pertama nasional," ucapnya.

Cece menjelaskan bahwa total jamaah haji dari Kabupaten Garut terdiri dari 6 kloter, di mana 4 kloter berasal dari Garut sendiri, dan 2 kloter lainnya bergabung dengan daerah lain seperti Cirebon dan Bandung. Jumlah calon jamaah haji yang akan berangkat sebanyak 1.938 orang, dan hingga saat ini semua persyaratan sudah terpenuhi.

"InsyaAllah sampai dengan hari H semua jamaah sudah siap, dokumen sudah siap, tinggal menunggu jadwal saja," tuturnya.

Cece juga menjelaskan bahwa kenaikan harga pemberangkatan haji tidak berdampak signifikan, karena para jamaah yang batal berangkat umumnya karena alasan sakit, meninggal dunia, tidak ada mahram, atau alamat yang tidak jelas.

"Yang batal, yang belum itu orang, itu yang belum terverifikasi, ada yang meninggal dunia, mungkin karena alamatnya tidak jelas, dia sudah keluar dari Garut, macam-macam itu orang-orang yang belum terverifikasi," ucapnya.

Selain menjaga kesehatan dan mengonsumsi vitamin, Cece mengimbau para jamaah dan keluarga yang akan mengantar jamaah dalam pemberangkatan untuk berhati-hati dan waspada terhadap tindakan pencurian.

(br/suara)

Lebih baru Lebih lama