Pengamat Menilai Safari Politik Anies di Jawa Timur Belum Cukup Yakinkan Pemilih

Foto Twitter Anies Baswedan/twitter

Beropini.id - Anies Baswedan telah menyelesaikan safari politiknya di Surabaya dan Madura selama tiga hari. Namun, safari politik ini dianggap hanya permulaan dan masih belum cukup bagi Anies untuk meyakinkan para pemilih di Jawa Timur.

Menurut Pengamat Politik Universitas Trunojoyo Madura (UTM) Surokim Abdussalam, kunjungan Anies bisa berdampak positif, terutama dalam hal elektoral di Surabaya dan Jawa Timur secara keseluruhan. Namun, Anies masih perlu bekerja keras untuk memenangkan hati para pemilih.

"Kunjungan politik tokoh nasional, jika mendapat liputan dan sambutan luas, pasti akan memiliki dampak elektoral, dan faktor kedekatan dengan pemilih akan memperkuat potensi elektoral. Akan ada dampak minimal di daerah yang dikunjungi Anies, asal ada interaksi dengan para pemilih setempat," kata Surokim kepada detikJatim, Senin (20/3/2023).

Menurut Surokim, tantangan yang dihadapi Anies di Jawa Timur sangat besar karena terdapat pemilih yang sangat beragam dan heterogen. Meskipun Anies sudah melakukan safari politik untuk membuka jalan, ia harus tetap konsisten dalam memperkuat dukungan di Surabaya dan Jawa Timur secara keseluruhan.

"Mas Anies perlu memelihara dan memperkuat dukungan karena perubahan saat ini bisa terjadi dengan cepat. Safari kali ini hanya tahap awal, sehingga dibutuhkan upaya lanjutan melalui berbagai usaha untuk mendekatkan diri dengan para pemilih di Jawa Timur," jelasnya.

"Dari sisi waktu dan momentum, seharusnya koalisi perubahan bisa mengambil untung karena tersedia waktu untuk sosialisasi dan kampanye Pilpres yang lebih panjang karena calon presidennya sudah jelas. Koalisi perubahan harus bergerak cepat untuk memanfaatkan waktu yang tersedia saat koalisi lain masih belum jelas menentukan pasangan calon," lanjutnya.

Sebagai seorang peneliti senior SSC, Surokim mengatakan bahwa apa yang telah dilakukan Anies di Jawa Timur selama tiga hari adalah positif dan harus terus dijaga, terutama dalam mendorong politik programatik untuk mengurangi sentimen negatif yang selama ini beredar di masyarakat, terutama seputar sejarah Pilkada DKI Jakarta.

Di sisi lain, Pengamat Politik Universitas Islam Negeri Sunan Ampel (UINSA) Andri Arianto menyebut kunjungan Anies ke Surabaya sebagai bentuk pengakuan bahwa Kota Pahlawan telah maju di bawah kepemimpinan kader PDI Perjuangan (PDIP).

Menurut Andri, Anies adalah seorang politikus yang kerap mengirimkan pesan simbolik, mulai dari unggahan buku tentang demokrasi, memakai kaus dengan tulisan tertentu, hingga akrab bersama Habib Rizieq. Semuanya dimaksudkan untuk mengirim pesan secara simbolik.

Kunjungan Anies ke Surabaya dan Madura juga menjadi perhatian banyak pihak karena kedua daerah tersebut menjadi pusat perhatian selama Pilkada 2020. Di Surabaya, Eri Cahyadi, kader PDIP yang didukung oleh Golkar, Gerindra, dan PKS, berhasil mengalahkan kandidat yang diusung oleh Partai Demokrat dan PAN. Sementara itu, di Madura, pasangan Khofifah Indar Parawansa dan Emil Dardak, yang diusung oleh Partai Demokrat dan PDIP, berhasil meraih kemenangan.

Kunjungan Anies ke kedua daerah ini dapat dianggap sebagai bentuk upaya untuk memperkuat hubungan politiknya dengan partai-partai yang berhasil memenangkan Pilkada di daerah tersebut. Selain itu, Anies juga ingin memperkuat citranya sebagai pemimpin yang dapat bekerja sama dengan berbagai pihak dan partai politik.

Namun, seperti yang diungkapkan oleh pengamat politik di atas, kunjungan Anies ke Surabaya dan Madura masih dianggap sebagai tahap awal dalam upaya untuk meraih dukungan politik di Jawa Timur. Anies masih perlu bekerja keras dan melakukan berbagai upaya untuk meraih hati voters di Jawa Timur yang sangat beragam dan heterogen.

Secara keseluruhan, kunjungan Anies Baswedan ke Surabaya dan Madura merupakan peristiwa politik yang menarik perhatian publik. Namun, apakah kunjungan ini akan memberikan dampak positif bagi karir politik Anies di masa depan masih perlu ditunggu dan diamati.

(br/detik)

Lebih baru Lebih lama