Foto ilustrasi sawah puso/mediaindonesia |
Beropini.id - Bencana banjir yang terjadi di Kabupaten Karawang, Jawa Barat, telah menimbulkan kerugian bagi petani setempat. Menurut Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kabupaten Karawang, luas persawahan yang mengalami puso mencapai 8.865,20 hektare.
Dalam rilis yang dikeluarkan oleh Kabid Perkebunan dan Perlindungan Tanaman Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Karawang, Dadan Danny, diketahui bahwa areal persawahan yang mengalami puso tersebut terdiri atas areal sawah yang semai dan tanam. Luas persawahan semai yang mengalami puso mencapai 4.759,20 hektare, sedangkan areal yang memasuki masa tanam dan mengalami puso akibat banjir seluas 4.106,00 hektare.
Dadan Danny juga menjelaskan bahwa usia tanaman semai yang terendam banjir hingga puso mencapai 1-20 hari, sedangkan usia tanaman yang sudah ditanam adalah satu hari hingga menjelang masa panen. Hal ini mengindikasikan bahwa kerugian yang ditimbulkan akibat bencana banjir tidak hanya berupa kerugian finansial, tetapi juga kerugian produktivitas.
Dampak banjir pada persawahan tersebut sangat merugikan petani setempat, karena tanaman yang terendam banjir akan mati dan mengalami kerusakan yang cukup parah. Oleh karena itu, dibutuhkan upaya untuk memulihkan lahan pertanian yang terkena banjir agar dapat kembali produktif.
Banjir yang merendam areal persawahan pada 25 Februari hingga 3 Maret 2023, dan secara perlahan mulai surut mulai 6 Maret 2023. Pemerintah dan instansi terkait telah melakukan upaya untuk membantu petani setempat agar dapat memulihkan lahan pertanian mereka, seperti memberikan bantuan bibit tanaman dan pupuk serta melakukan rehabilitasi lahan pertanian yang rusak akibat banjir.
Semoga dengan adanya upaya pemulihan tersebut, petani di Kabupaten Karawang dapat kembali menjalankan aktivitas pertanian mereka dengan produktif dan menghasilkan hasil panen yang optimal.
(br/antara)