DPRD Kota Bandung Meminta Pemkot Untuk Audit Bangunan Publik, Mitigas Potensi Sesar Lembang

Ketua komisi C DPRD Kota Bandung Yudi Cahyadi/pasjabar

Beropini.id - Kota Bandung dilintasi patahan atau Sesar Lembang. DPRD pun tak menampik Kota Bandung berada di kawasan potensi bencana yang tinggi. Kalaikan bangunan pun perlu jadi sorotan.

Sekadar diketahui, pekan lalu gempa bumi berkekuatan magnitudo (M) 7,8 mengguncang Turki. Banyak bangunan di Turki ambruk. Korban mencapai 36 ribu jiwa lebih.

Pakar komunikasi bencana pun mendorong pemerintah di Indonesia belajar dari gempa Turki. Audit struktur keamanan gedung terhadap bencana harus menjadi skala prioritas.

DPRD Kota Bandung juga mendorong hal serupa. DPRD meminta Pemkot Bandung untuk melakukan audit bangunan, khususnya bangunan publik seperti mal, pasar, dan milik pemerintah.

"Tentunya Bandung dengan wilayah bencana yang cukup tinggi. Harus memastikan bangunan-bangunan di Kota Bandung ini memenuhi persyaratan sertifikat layak fungsi (SFL)," kata Ketua Komisi C DPRD Kota Bandung Yudi Cahyadi dilansir dari detikJabar, Rabu (15/2/2023).

Yudi mengatakan dalam SLF itu tak hanya menyinggung soal koefesien dasar bangunan (KDB), dan koefesien lantai bangunan (KLB). Namun, lanjut Yudi, kekokohan bangunan juga menjadi hal yang disorot.

"Ini juga tugas kami melakukan pengawasan. Distaru sebagai dinas teknis harus memastikan semua pemilik bangunan gedung sesuai kriteria dan kelaikan," ucap Yudi.

Saat ditanya mengenai kondisi bangunan milik pemerintah di Bandung, Yudi menilai kondisinya cukup baik. Namun, ia memberi catatan agar bangunan pemerintah dilengkapi dengan sistem proteksi bencana, seperti kebakaran dan gempa.

"Bangunan tua juga memang perlu dicek kelaikannya. Ini jadi PR, ya harus memastikan (keamanan) bangunan terutama yang berusia tua, atau heritage. Bagaimana bangunan tua ini tetap dipertahankan secara kalaikan tanpa mengubah fungsi dasarnya," ucap Yudi.

Sebelumnya, pakar komunikasi bencana Muhamad Hidayat yang juga menjadi relawan Turki mengaku menyaksikan ribuan gedung ambruk akibat gempa. Menurutnya, gempa Turki bisa menjadi pelajaran untuk pemerintah Indonesia.

"Sebaiknya kita di Indonesia rutin melakukan audit struktur keamanan gedung, menyusun prosedur tanggap darurat dan rutin melakukan pelatihan kesiapsiagaan, karena Indonesia juga sumber aktivitas gempa, karena terletak pada tiga lempengan tektonik utama di dunia," tutup kata doktor lulusan IPB itu.

Bandung salah satu daerah yang dilintasi Sesar Lembang. Hingga akhir 2022, BMKG memastikan belum ada aktivitas dari Sesar Lembang. Kendati demikian, BMKG mengingatkan adanya potensi gempa dari aktivitas Sesar Lembang.

"Sejauh ini belum ada aktivitas Sesar lembang. Tapi BMKG dengan jaringan jauh lebih baik sekarang, selalu memantau pergerakan Sesar lembang selama 24 jam," kata Staf Observasi Gempa Bumi BMKG Stasiun Geofisika Bandung Ajeng Marina Utamie kepada wartawan di Taman Dewi Sartika Bandung.

Ajeng mengatakan BMKG dan Pusat Studi Gempa Nasional (PuSGeN) telah menerbitkan rilis pada 2017 tentang kajian Sesar Lembang. Hasilnya, Magnitudo maksimum gempa akibat aktivitas Sesar Lembang sekitar enam sampai tujuh.

"Magnitudo maksimumnya itu ada di enam sampai tujuh, itu hanya potensi, bukan prediksi. Jadi potensi itu soal bahayanya, kita belum tahu kapan dan di mananya. Kalau prediksi itu kayak tinggal besok, itu yang harus kita hindari, kata-kata prediksi," ucap Ajeng.





Baca artikel detikjabar, "Dibayangi Sesar Lembang, DPRD Bandung Soroti Proteksi Keamanan Gedung" selengkapnya https://www.detik.com/jabar/hukum-dan-kriminal/d-6570655/dibayangi-sesar-lembang-dprd-bandung-soroti-proteksi-keamanan-gedung.



Lebih baru Lebih lama