Dinkes Jabar Rilis Data Total Kasus DBD Sepanjang Tahun 2022, Tertinggi di Awal Tahun

Ilustrasi DBD

Beropini.id - Kasus demam berdarah dengue (DBD) di wilayah Jawa Barat sepanjang 2022 tercatat berjumlah 36.608 orang dengan angka kematian 305 pasien. Jumlah kasus tertingginya pada Januari kemudian berangsur turun hingga Desember.

“Pergerakan jumlah kasus fluktuatif namun cenderung turun,” kata Ryan Bayusantika Ristandi, Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit di Dinas Kesehatan Jawa Barat, Senin 6 Februari 2023.  

Menurutnya, peningkatan kasus DBD terjadi pada Januari 2022 yaitu sebanyak 5.940 orang. Sebanyak 63 orang diantaranya meninggal. Kemudian pada Februari kasusnya berjumlah 3.512 dan yang meninggal 30 orang. Pada Maret dan April, angka kasusnya sedikit berkurang yaitu 3.168 dan 3.070 dengan angka kematian 32 dan 21 orang.

Memasuki Mei, kasus DBD di Jawa Barat naik lagi sebanyak 3.710 dan yang meninggal 22 orang. Pada bulan-bulan berikutnya, jumlah kasus terus berkurang. Namun pada Juni, angka kematiannya bertambah yaitu 38 orang dari 3.488 pasien. Hingga Desember, tercatat 1.691 pasien dan 9 orang diantaranya meninggal.

Dokter Rumah Sakit Umum Pusat dr. Hasan Sadikin Bandung, Djatnika Setiabudi, menerangkan kalau seluruh empat serotipe atau ragam virus dengue yaitu DEN 1 hingga DEN 4 ada di Indonesia. Namun begitu jenis virus dengue tidak selalu sama di berbagai daerah. “Misalnya Bandung dan Surabaya, serotipe mana yang paling dominan itu berbeda-beda,” katanya, Senin, 6 Februari 2022.

Selain itu, dominasi virus dengue di setiap daerah juga bisa berbeda, misalnya antara setahun atau dua tahun lalu dengan yang sekarang. “Serotipe itu tergantung virus bukan nyamuknya,” ujar Djatnika. Adapun nyamuk yang menularkan DBD yaitu Aedes aegypti dan Aedes albopictus.

Jika seseorang terinfeksi virus dengue serotipe DEN 1 misalnya, kata dokter spesialis anak itu, maka tubuhnya akan tahan saat tertular lagi oleh jenis virus yang sama. “Penyakit dengue itu rada unik, kalau ada yang kena DEN 1 jadi kebal terhadap virus itu. Tapi kalau kena lagi dengan serotipe berbeda, dia tidak kebal,” kata Djatnika.

Tanpa mengenal usia, penyakit DBD bisa menular ke siapa saja lewat gigitan nyamuk aedes. Berdasarkan data, menurutnya, kasus paling banyak pada anak di bawah usia 15 tahun, yaitu antara 6-12 tahun. Adapula pasien bayi berusia 6 bulan. “Biasanya kalau di bawah usia 1 tahun itu berat kondisinya,” ujar dia.





Tempo.co

Lebih baru Lebih lama