Sesar Cirata, Patahan Aktif yang Mengintai Purwakarta, Bandung, dan Cianjur

Ilustrasi Sesar/detik



Beropini.di - Masyarakat di sekitar Sesar Cirata diminta untuk waspada, sesar Cirata tergolong patahan yang rawan. Menurut penelitian, Sesar Cirata berpotensi menimbulkan gempa bumi berkekuatan 7 SR.

Kabupaten Cianjur diguncang gempa dengan kekuatan magnitudo 3,7 pada Sabtu, 28 Januari 2023. Menurut BMKG, gempa yang terjadi merupakan gempa bumi dangkal diduga akibat aktivitas Sesar Cirata. Sesar Cirata menjadi salah satu Sesar aktif di Jawa Barat.

Mengutip Suara.com, Sesar Cirata menjadi salah satu sesar aktif yang mengelilingi Cianjur.

"Sesar yang melintasi dan mengelilingi Cianjur diantaranya Sesar Cimandiri, Sesar Nyalindung-Cibeber, Sesar Rajamandala, termasuk sesar lain yang berdekatan dengan Cianjur seperti Sesar Cirata, Sesar Padalarang Bagian Barat dan Sesar Lembang," kata Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami BMKG Daryono.

Meski aktif, hingga saat ini penelitian mengenai Sesar Cirata masih sangat minim, menurut para peneliti, Sesar Cirata berada di sekitar Cianjur, Kabupaten Bandung Barat hingga Purwakarta. Pusat Survei Geologi mengungkap, Sesar Cirata pernah menghancurkan jalan di bawah waduk PLTA Cirata, Jawa Barat. Oleh karena itu, Sesar Cirata tergolong rawan dan perlu diwaspadai.

Dikutip dari Ayo Bandung dari laman National Geographic, pada 2011 peneliti pada Pusat Survei Geologi, Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Asdani Soehaemi menyebut bahwa Sesar Cirata menyebabkan gempa mikro yang dangkal dengan kedalaman kurang dari 10 kilometer.

Hal tersebut berkaitan dengan pengaktifan kembali patahan bermekanisme gerak patahan naik, geser, dan turun.Berdasar penelitian Puslitbang Geologi, kondisi tersebut berpotensi menimbulkan gempa bumi berkekuatan 7 MS atau magnitude surface atau identik dengan skala richter dalam waktu 80 tahun.

Asdani mengatakan pemantauan kegempaan secara periodik perlu dilakukan. Pada tahun 1910, di lajur Padalarang tepatnya antara Saguling dan Cirata pernah terjadi gempa. Pada 27 September dan 9 Oktober 1085 terjadi gempa di kawasan tersebut, gempa bahkan terasa hingga Bandung. Pada 15 April 2005, gempa terjadi di Gunung Halu wilayah selatan Saguling dengan kekuatan 4,3 SR dan kedalaman 5 kilometer. Gempa tersebut merusak rumah penduduk.

Pada pertengahan Desember 2010, tanah di bawah lajur Padalarang yakni antara Saguling dan Cirata mengalami retakan sepanjang 5 hingga 15 sentimeter. Retakan terjadi di beberapa tempat hingga mengakibatkan sebagian ruas badan jalan anjlok. Kerawanan semakin meningkat karena ada beberapa bendungan yang berada di jalur Sesar Cirata.

Waduk-waduk tersebut di antaranya Waduk Cirata, Waduk Saguling, serta Waduk Jatiluhur.




AyoBandung

Lebih baru Lebih lama